Jumat, 20 Maret 2015

KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

A. Pendekatan Kesusastraan

IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin the Humanus,yang berarti manusiawi,berbudaya dan halus. Dengan mempelajari The Humanities orang akan lebih manusiawi,lebih berbudaya dan lebih halus.

Untuk menjadi Homo Humanus, manusia harus mempelajari ilmu yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat,teologi,seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra,sejarah,cerita rakyat dan sebagainya.

Hampir di setiap zaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang mempergunakan bahasa adalah abstraksi. Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang akan lebih mudah tertarik dan dengan cerita orang akan lebih mudah mengemukakan gagasannya

B. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa

Dalam Kesastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru
  • Prosa lama meliputi
  1. Dongeng-Dongeng
  2. Hikayat
  3. Sejarah
  4. Epos
  5. Cerita Pelipur Lara
  • Prosa Baru meliputi
  1. Cerita Pendek
  2. Novel
  3. Biografi
  4. Kisah
  5. Otobiografi
C. Nilai-Nilai dalam Prosa Fiksi

Sastra mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
  • Prosa fiksi lewat kesenangan
  • Prosa fiksi memberikan informasi
  • Prosa fiksi memberikan warisan kultural
  • Prosa memberikan keseimbangan wawasan
D. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi

Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian dan kesenian adalah unsur dari kebudayaan. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan dan keartistikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
  1. Figura bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, dan sebagainya sehingga puisi menjadi segar, hidup dan menarik serta memberi kejelasan gambaran angan
  2. Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda atau banyak tafsir
  3. Kata-kata berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau
  4. Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu
  5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga lebih menggugah hati
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut
  1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Dengan pengalaman yang disampaikan melalui sastra/puisi dapat memberikan kesadaran yang penting kepada pra mahasiswa untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat 
  2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual. Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang
  3. Puisi dan keinsyafan sosial. Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang terlibat pada isu dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang berupa:
  • Penderitaan atas ketidakadilan
  • Perjuangan untuk kekuasaan
  • Konflik dengan sesamanya
  • Pemberontakkan terhadap hukum Tuhan
 

Referensi :
http://nuri.staff.gunadarma.ac.id/.../bab3-konsepsi_ilmu_budaya_dasar_dalam_kesusastraan
 http://irma-elita.blogspot.com/2013/03/ilmu-budaya-dasar-yang-dihubungkan.html

Rabu, 11 Maret 2015

BETAWI

Sudah lama sekali tidak menulis di dalam blog ini maklumlah susah cari waktu santai. Kebetulan sekarang sedang ngga terlalu sibuk sama kerjaan jadi bisa buka buka blog. Selain bekerja ane juga lanjutin kuliah biar bisa jadi sarjana..hehehe

Kebetulan ane dapet tugas kuliah nih yang menceritakan tentang adat kita masing-masing. Langsung aje kali ya biar ngga kepanjangan ngetiknya.

Ane asli Betawi tepatnya lahir di Bekasi, tau kan Bekasi itu gimana?? Kota yang sekarang sudah jadi kota metropolitan dengan mall yang ada dimana-mana.hehehe..

Bagi ane Betawi itu unik karena banyak bahasa kerennya yang bikin kita ketawa dan bisa jadi bahan candaan contohnya bagen yang berarti "biarin aja",ora danta yang berarti "ngga jelas",ilokan yang berarti " masa sih", mewek yang berarti "menangis".

Selain bahasanya yang keren, betawi juga enak dengan makanan dan minumannya seperti gabus pucung,dodol betawi,kue rangi,asinan betawi,bir pletok,gado-gado,getuk lindri,semur jengkol,es doger,kue cucur,kue lupis,kue pancong dan wajik.

Apalagi waktu ada acara pernikahan pasti ada tuh roti buaya yang di barengi sama seserahan. ngomong-ngomong pernikahan dengan adat betawi pasti ada tuh yang namanya palang pintu. Palang pintu biasanya ada di awal upacara pernikahan adat betawi.

Pada hakekatnya palang pintu bermaksud untuk menahan laju dari mempelai pria yang hendak menuju kediaman mempelai wanita. Untuk bisa memasuki ke kediaman pengantin wanita tinggal, rombongan pengantin pria harus bisa memenuhi persyaratan yang diajukan oleh palang pintu dari mempelai wanita.

Syarat dari palang pintu cuma ada dua yaitu syarat pertama mengalahkan melalui perkelahian yakni dengan beladiri silat. Karena budaya betawi dikenal dengan beladiri silatnya.

Syarat yang kedua yaitu rombongan pengantin pria harus bisa menunjukkan keterampilan dalam hal mengaji atau membaca Al-Quran. Jika kedua syarat ini terpenuhi maka calon mempelai pria di persilahkan masuk ke rumah calon mempelai wanita untuk menikahi sang pujaan hati yang sedang menunggu.

Ada pesan atau makna tersendiri dari syarat yang tadi bahwa yang terkandung dari upacara palang pintu adalah penganten pria harus bisa maen silat agar bisa melindungi calon istrinya dari orang-orang yang ingin berbuat jahat dan juga penganten pria dituntut untuk bisa mengaji agar agar bisa menjadi imam yang untuk anak dan istinya.

Sepertinya sampai disini dulu pembahasan tentang adat betawi klo terlalu panjang nanti bisa pusing sendiri ente bacanya..

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ane, mudah-mudah kita semua di beri sehat dan rejeki yang berlimpah oleh Allah swt.

Senin, 09 Maret 2015

MAKALAH MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
1. Unsur-unsur yang membangun manusia
2. Hakekat Manusia
3. Kepribadian Bangsa Timur
4. Definisi Kebudayaan
5. Wujud Kebudayaan
6. Orientasi Nilai Kebudayaan
7. Perubahan Kebudayaan
8. Kaitan Manusia dan Kebudayaan

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Referensi



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah satu hal sulit untuk dipisahkan karena dimana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang ditinggalinya.
Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu sebabnya mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya karena manusia dimanapun memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Tujuan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Dalam uraian ini kita akan mencoba membahas tentang hubungan manusia dan kebudayaan yang dapat diketahui bahwa manusia membutuhkan kebudayaan untuk bersosialisasi dengan mahluk yang lain. Bersosialisasi sangatlah penting bagi manusia.Dengan membahas materi tentang kebudayaan diharapkan dapat menambahkan wawasan pengetahuan dan kepedulian tentang kebudayaan.




BAB II
PEMBAHASAN

1. UNSUR-UNSUR YANG MEMBANGUN MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu-ilmu social, manusia merupakan mahkluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan seperti ilmu ekonomi,manusia merupakan mahkluk yang tidak dapat berdiri sendiri,mahkluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan(politik) dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia.
1.      Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait yaitu :
·         Jasad
·         Hayat
·         Ruh
·         Nafs
2.      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur yaitu :
·         Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak.
·         Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id karena perannya dalam menghubungkan energy Id kedalam saluran social yang dapat dimengerti oleh orang lain.
·         Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir,muncul kira-kira pada usia 5 tahun. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri.

2. HAKEKAT MANUSIA 
Pada dasarnya Hakekat Manusia terdiri dari 4 macam yaitu : 

  1.  Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. 
  2.  Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya. 
  3.  Mahluk biokultural yaitu mahluk hayati yang budayawi. 
  4.  Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

3. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.

Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.

Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.

Secara garis besar kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.

Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima antara lain :
  1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain. 
  2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. 
  3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru. 
  4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
Faktor-faktornya antara lain :
  1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut. 
  2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama. 
  3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru. 
  4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. 
  5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas. 


4. DEFINISI KEBUDAYAAN
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

5. WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

6. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok manusia yaitu : 
  •  Hakekat Hidup Manusia 
  •  Hakekat Karya Manusia 
  •  Hakekat Waktu Manusia 
  •  Hakekat Alam Manusia 
  •  Hakekat Hubungan Manusia

7. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Masyarakat dan Kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitive yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan memiliki dinamika dan gerak.
Terjadinya gerak/perubahan disebabkan oleh beberapa hal : 
  •  Sebab-sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri. 
  •  Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan social adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan,norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan(kesenian) dan bahasa.

8. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dan peraturan-peraturan kemasyarakatan.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu : 
  1.  Eksternalisasi yaitu proses dimana manusia mengepresikan dirinya dengan membangun dunianya. 
  2. Obyektivasi yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. 
  3.  Internalisasi yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan tetap untuk berbudaya sebagaimana hakekat kita sebagai manusia.
 

Referensi :
  1. https://hakkajiten.wordpress.com/index/ilmu-budaya-dasar/kepribadian-bangsa-timur/ 
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya